Rabu, 26 Desember 2018

Miris

Terkadang,
ada hari dimana
aku tidak dapat berhenti memikirkanmu

dan,
ada hari dimana...
...aku berpikir,
aku membuang waktuku

miris dan menyedihkan memang,
jika diingat lagi

Selasa, 18 Desember 2018

menyerah

Aku bingung apakah aku terbentur ilusi atau nyata kini?
Saat berkata ilusi mengapa aku merasa itu nyata
Saat berpikir nyata mengapa karena indahnya itu hanyalah berupa ilusi
Diantara bimbang yang ada pun aku tak punya alasan untuk menghilangkannya
Padahal aku sudah sangat menyerah

Minggu, 16 Desember 2018

Omong kosong

Kembali ke nol kosong
Semua terasa asing
Kembali ke harian masing-masing
Ternyata semua hanya basa basi omong

Rabu, 12 Desember 2018

nyata lagi

Diatas tiupan angin perlahan debaran hilang
Dalam lafas suara- suara
Kita saling lupa sekarang
Mengendap di bisu kata-kata

Kita menjelma pagi dingin yang dinaungi kabut
Seolah ada sekat menjalar
Tak bisa lagi bercerita apa adanya

Mengapa takut pada lara
Sementara seluruh rasa bisa kita cipta
Bukankah tenang akan selalu ada
Disela-sela gelisah yang menunggu reda

Secara sembunyi selirih rindu
Tak henti bertumbuh
Larutkan kita jadi nyata lagi

hai...

hai...
kali ini malam sudah kembali
dan pagi sudah pergi
yang ada hanya dingin dari sang rintik
menghapus aroma terik

hai...
kini tak mampu menikmati kopi
mungkin karena teh bisa menenangkan hati
tapi sayangnya keduanya memiliki beberapa memori
tentang suatu senja menuju malam yang telah berlari

hai...
detak jantung yang mengalir ke nadi
begitu bernada bila kulihat kedai minum ini
benarkah yang berlalu itu adalah nyata menapak bumi
entahlah semua seperti sesuatu yang manis dan hanya mimpi

hai...
entahlah ini benar atau tidak
kadangkala ada rasa sedikit bodoh dalam bertindak
tapi ada juga terlalu bosan dan menghindar
semua yang ada juga sudah menjadi hambar

hai...
hangat yang mulai memudar
segala sesuatu yang berombak seakan mendatar
dan sampai jumpa lagi
dan terima kasih

Selasa, 04 Desember 2018

Kusebut ini ego membego

Bagaimana mungkin memaksa untuk terlihat
Agar ada ujung yang mengikat
Bukankah ini rupa rupa pengandaian sebab akibat?
Rasi ras kesenjangan dipamerkan begitu kuat

Maka darinyalah pembelajaran lahir
Bukan semata fiksi bersenduan muktahir
Sebab jika terkait seutas pikir
Maka awal lah yang menantang akhir

Sebenih kasih tak boleh terlampaui ego
Coba saja jika mampu menebak
Seulur aroma manis diam-diam merebak
Hanyalah bereaksi gurat rentetan planga plengo membego

Jadi sebelum perlahan mematikan
Maka benarlah dibunuh sebelum tersemai
Sebab sebenarnya akulah yang terbunuh dan pembunuh
Mencabut, menahan secuil yang mulai bertumbuh

Cacat cacat itu bukan pada tubuh
Tapi seikat hati yang merapuh
Catat catatan itu tak mencipta lusuh
Tapi menghadirkan segumpal rindu

Jika terucap untuk yang teruntuk
Sama seperti seujar kutuk
Yang tak sengaja terbentuk
Halus tapi sangat menusuk

Sedangkan apapun tak akan pernah terlihat, begitu abstrak
Meresonansikan tiupan kilat langit
Jadi...
Bagaimana mungkin memaksa untuk terlihat

Senin, 03 Desember 2018

kematian

Apa yang paling menyakitkan itu bukan kehilangan
Ialah sebuah bahkan serentetan kenangan
Yang suatu kali bisa membuatmu tak mampu bertahan
Kau inginkan sebuah jalan
Yang cepat dan mudah digapai yakni kematian

Tapi anehnya ada satu pertanyaan
Mengapa hingga kini masih ada dalam putaran kehidupan?
Bukan karena begitu kuat sebuah mimpi tapi karena ulang kata pikiran
Katanya kalau terpaksa mengakhiri itu dosa tak terlupakan
Bahkan seperti tertulis tak terpisah bak lingkaran

Tak semudah jika melakukan
Berbanding banyak sesumbar yang bertebaran
Makanya segala buruk itu dapat tergantikan
Meski menumbuhkan pahit berlebihan
Atau mungkin memang sudah sepucuk suratan

Minggu, 02 Desember 2018

Kelemahan

Aku percaya apapun yang ada, pasti tetap berakhir baik dan bahagia
Meski untuk mendapatkan akhir itu harus menangis dan menahan semua sembilu
Aku mungkin tak semenakjubkan seperti yang kau temui sebelumnya atau yang ada disekelilingmu
Tapi bisakah kau percaya bahwa aku tak pernah ingin memberimu perasaan yang tidak baik dalam bentuk apapun
Jadi jangan berikan aku kata-kata yang semacam itu
Aku juga menahan mulut dan lidahku untuk mengelukan kata-kata itu
Jika memang sudah terlalu sulit kau rasa, katakan dan datanglah padaku
Yang aku mau kau dapat tersenyum setiap waktu meski waktu memaksamu bersedih
Akan ada yang memberimu tawa meski kau terpuruk saat itu
Bukan tak mau tau hanya saja aku membatasi apa yang tak seharusnya ada
Sebab jika sudah tercipta sulit untuk mematikannya
Terlalu perasa dan positif adalah kelemahan terbesar dalam hidupku

'261118'

Meronakan kedua pipimu

Ada hari yang kau syukuri, saat itu sedang kau jalani
Ada hari yang sangat membuatmu berdebar,
jika mengingatnya kembali dalam jarak dekat

Tapi..
kadang semua yang berkesan bisa membuatmu merasa dua sisi,
dalam waktu bersamaan

Tiap detik, menit dari waktu dan hari
Menautkan maknanya sendiri
Cukup membuatmu membiru
Mampu memerahkan mata
Maupun meronakan kedua pipimu

Kamis, 22 November 2018

Rasa dini hari

Aku memandang jendela kamarku dengan bertalu rindu
Melihat serpihan bintang pada langit dengan sayatan sendu
Tapi tetap saja aku menyambut dini hari kini dalam semu
Entah kapan datang padaku taburan jemu

`020116`

Untukmu yang tak mungkin kembali


Ketika hidup harus memilih, jalan manakah pilihanmu
Ingin memperbaiki kesalahan atau melupakannya
Ketika hidup memberi waktu yabg lebih panjang daripada yang pernah ada
Apakah benar semua impian itu akan terwujud atau memang dia hanyalah semu

Mungkin diantara semua manusia kita secara tersendiri ingin mengharapkan sesuatu yang mustahil akan terjadi bukan?
Yaa karena aku pun demikian begitu adanya
Namun sekeras apapun aku berusaha dengan kenalaran logikaku semuanya tak akan pernah terjadi menyata
Kenapa? Karena memang harusnya kita memandang  jangan ke belakang tapi kedepan

Yaa aku tau langkah mu dan langkah ku terhenti dan berhenti pada satu titik sama
Tapi mengapa sulit rasanya melepaskan semuanya
Karena semakin aku mencoba malah semakin terasa sesak yang tak kumengerti itu apa
Bahkan meski sudah beberapa waktu lalu tahun kita tak saling bertegur sapa

Bolehkah aku berharap kelak kita akan bertemu meski sesaat
Dengan wajah terbingkai senyum yang terindu
Dan ruang kosong yang menghimpitku berlalu menggeliat
Terganti satu kenangan manis lagi ditambah suara renyah tawamu saat aku bersamamu

`020116`

Untitled


Kini aku harus belajar utk jangan memimpikan hal yang terlalu indah
Karena di kala kepahitan datang, tak lah mesti bulir kepedihan itu merebak  dipelupuk mata dan jatuh
Seperti yang seharusnya bersikap seolah-olah semua hanya sementara
Tak perlu diumbar, tak perlu diketahui sepenuhnya biarlah hanya kau dan aku yang tau

Dan apabila memang semua tak kau pahami makna sebenarnya
Biarlah waktu yang memberitahumu bagaimana aku sesungguhnya
Namun jangan sampai kau mengerti ketika aku tak ada kelak bersamamu
Sebab ketika itu mungkin semua yg terlewati bisa menjadi semu

Mungkin beberapa diantara kita mudah mengerti makna antara kau dan aku
Namun tak lah sama pemahaman diantara kita
Jalan pikiran bisa saja berbeda tujuan dan cerita
Begitu pula lah dengan diriku, yang menunggumu dalam harapan kelabu sendu

`141215`

Brrrrrr

Maaf aku hanya takut sesuatu yang akan terjadi nanti sama seperti yang sebelum-sebelumnya. Yang dimana harapan itu hanyalah sekedar kata 'harapan' tanpa ada makna untuk menjadi kenyataan. Ketika aku berpikir kau beri rasa yang berbeda, akan tetapi aku salah mengartikannya yang kurasa ini adalah cinta atau lebih ringannya sayang. Dan apalagi semua ditutup dengan kata-kata singkat jelas dipahami dan bermakna yaitu "salah paham". Maka dari itu saya berhenti pada hal ini sampai detik ini saja. Menyerah memang bukanlah pilihan tepat namun baik diwaktu yang tepat, karena tak ada manusia yang mau terluka bukan? :)

`101215`

Kemungkinan


Aku seperti kamu, sama-sama memilih kata 'andai' bila sesuatu susah terwujud
Aku seperti kamu, ingin memiliki cinta yang benar-benar tulus
Aku seperti kamu, silih berganti mencari teman hidup yg tak kunjung datang menghapus perih
Aku seperti kamu, memilih berlari mencari kehidupan layak meskipun dalam perjalanannya harus banyak duri tajam menancap
......
Tapi ini semua tentang aku seperti kamu adalah satu kemungkinan yang aku sendiri juga tak tau benar tidaknya

`301115`

Muasal *Amnesia* Ku

Aku ingin terkena amnesia
Amnesia total dan aku akhirnya bisa lupa
Lupa tentang bahwa kamu pernah ada di hidupku
Hidupku yang kuharap bisa menjadi baru
Baru untuk awal yang dimana tak ada namamu disitu
Disitu mungkin saja kutemukan kebahagian tanpamu
Tanpamu memang agak sedikit mustahil tapi mungkin harus kuupayakan
Kuupayakan dengan kerja keras seperti aku harus mencapai finish saat aku berlari
Berlari dari kenyataan mengerikan inilah salah satu usahaku agar bisa terkena amnesia

`13012015`


cuma picisan

Aku ingin berada di pusaran bahagia
Aku pikir itu akan ada
Aku sudah berusaha
Tapi dianggap tiada

Untuk siapa aku berlari
Kalau yang tertuju saja tak mengerti
Mendusta sudah terasa mudah dan ringan
Jika tak mau tau lagi, tak bisakah dikatakan?

Aku pikir bisa tertawa nantinya
Tapi malah terbentur dan memberi kecewa
Aku pikir bisa berbagi
Tapi yang ada malah sendiri

Jadi mungkin lebih baik meniadakan
Semakin dicoba terasa menyakitkan
Aku memang terlalu egois dan berangan-angan
Karena semua yang ada itu cuma picisan

Kamis, 15 November 2018

Esok

Mungkin dan meski tanpa ada
Aku berharap esok waktu itu ternikmati
Dengan tawa gembira di hati 
Aku ingin menghirup udara senja

Melihat yang mungkin dilihat
Bersama dalam satu lingkup
Tak apa jika sibuk berputar menangkup
Aku tak berbohong tapi telat

Kalau memang berkesempatan
Semogakan ada pertemuan
Sebab aku malu untuk meminta pelukan
Tapi yang pasti aku sedang di fase merindukan

Rabu, 14 November 2018

aku ingin amnesia saja

Seandainya melupakan adalah hal yang paling cepat dilakukan pasti semua akan sedikit mudah
Tetapi yang ada hanya semakin mengingat setiap detail bahkan seperincinya bisa dirasakan kembali
Bisakah yang memburu syaraf dan mengais kekuatan ini padam?
Atau memang sudah jalannya segalanya harus diingat dalam

Aku ingin amnesia saja

Lupa cara bernafas bila teringat namamu
Debarannya memang tak sepengaruh dulu
Tapi tetap saja kesesakan mencekat kerongkongan
Meski dengan pesona yang mirip dulu dan mampu menimbulkan kekosongan

Aku ingin amnesia saja

Entah mengapa sabar datang berlebihan kini
Membuatku mampu menahan dentuman resah hati
Atau memang karena keterikatan itu diramu ilusi
Secara logis keremangan abu-abulah yang mendominasi

Aku ingin amnesia saja

Kini ada indah lain yang tak mampu tersingkiri
Bertahan dan selalu berteriak bisu memungkiri
Taukah jikalau bahagia total tak selalu menghampiri
Pernah memang ada satu masa yang membuat dunia seakan berhenti
Namun dengan segera masa itu pergi

Rindu... aku ingin amnesia saja

Selasa, 13 November 2018

Pengertian

Hijau yang terpampang dari rerumputan yang ada menyejukkan padang resah
Bulir embun yang membasahi tapak kaki tangan meniupkan segala risau
Mungkin ketidak-tauan akan betapa mudahnya untuk merasa akan menimbulkan kisah
Entah ada improvisasi dari yang sebelumnya tak ada yang tau

Inginnya ada kata buka hati yang tersemat
Tapi itu seperti berada di labirin dan tersesat
Inginnya memaksa tapi bukankah itu kasar?
Bisa saja itu menjadi luka dasar

Rancu memang dan bisa saja tiba-tiba menjadi racun perlahan
Tapi entah mengapa memabukkan dan semua terasa bisa termaklum
Bila saja ada tersalip kata pengertian
Benarkah ada itu akan menetaskan kata kagum?

Akan dicoba untuk tetap pada masa tenang
Menanti akhir dari semua dan berujung terang
Meski mungkin secara tak langsung akan berbatas waktu
Kali pertama betapa sabar yang menuntun, entahkah itu benar-benar satu
.
..
...
....
.....
......
.......
........
.......
......
.....
....
...
..
.

~untuk yang berkeliaran dengan waktu~

Selasa, 23 Oktober 2018

Sulit kuucap

Kemarin aku bermimpi kau, aku berlarian di bawah redupnya jingga yang memerah
Kita saling berkejaran bersautan dengan tawa bahagia
Hmm terasa sangat ilusi bukan
Padahal untuk saling menyapa saja kita sungkan

Kadang aku ingin bertanya
Namun entah mengapa semuanya itu terasa sulit kuucap
Bukan karena aku takut akan jawaban yang akan kuterima
Tapi aku tak kuasa untuk menahan rasa sakit yang harus kucecap

Berkali-kali aku ingin membuang semua yang ada di pikiran
Mematikan apa yang seharusnya tak bermekaran di jiwa
Bukannya berbanding lurus semua malah berkebalikan
Jelas-jelas tidak ada kata '1' yang ada masing-masing saja

Rabu, 17 Oktober 2018

Patrian

Memaksakan dirimu dengan kuat
Padahal kenyataan pahit terlihat
Memendam hingga meremukkan tulang belikat
Paruh nafasmu pun mendesak mengikat

Jika semua harus terubah
Maka selalulah ada kata andai berbuah
Keinginan yang selalu dipikir indah
Tanpa sadar hanya mematrikan luka

Jadi, apa yang sebenarnya tercipta
Terkadang adalah jalanan untuk mengerti berapa dalam satu nestapa
Dan yang sudah terjadi kemarin sesudahnya
Bukan sesuatu yang ditebak dengan mudahnya

Jika memang tak sanggup untuk bertahan lagi
Akankah keluar dari kotak hitam adalah suatu upaya
Namun memilih untuk diam dan menerimanya berkali-kali
Kemungkinannya jawaban dari rentetan habisnya daya

Sabtu, 06 Oktober 2018

Tak punya ide

Meminta jawaban pada yang tak mau berpikir
Sama layaknya dengan ingin menulis tapi tak punya ide
Sementara waktu menggilas semua sisi tanpa aba-aba, tanpa kode
Dan sekarang semua terlihat sekarat yang mengalir

Dengan aku yang berlari mengejar embun
Tapi aku tertimpa panas mentari
Aku yang diam mencoba menelaah mengerti
Tapi secara tak sadar hanya berkeliling pada angan yang menimbun


Kata-kata

Semakin dlihat semakin banyak perbedaan yang ada
Dua sisi yang berbeda berada pada satu dunia
Tawa diantara luka
Airmata ditengah bahagia
Akankah semuanya sempurna
Atau hanya tulisan pada barisan kata-kata

Sabtu, 01 September 2018

Belum mampu

Dimanjakan keadaan,  membuatku jadi seorang  egois dan pencemburu
Tapi ketika mengalahkan egois itu, aku seperti merasa diburu
Diremehkan bahkan dipandang seperti sampah lusuh
Atau karena memang pengertian itu belum mampu tumbuh?

Aku hanya ingin bahagia
Aku tak mau menangis
Aku hanya ingin memiliki sebuah dunia
Aku tak mau dengar kata-kata sinis

Aku ingin jadi apa yang kumau
Tak bisakah?

Senin, 27 Agustus 2018

terbangun dari mimpi

Semakin aku memikirkanmu semakin aku membencimu
Anehnya aku pun juga semakin merindukanmu
Maaf jika secara tak langsung mengganggumu
Hanya saja aku tak terlalu pintar berpura-pura, sebab kurasa kejujuran itu lebih melegakan meski tak bisa aku katakan secara vulgar
Kau tau, ada beberapa hal yang mampu dikatakan pada yang lainnya secara ringan tapi bungkam tanpa kata pada seseorang
Bukan karena tidak nyaman atau ingin dikasihani, hanya saja jika dikatakan membuat terlihat seperti tidak berdaya bahkan seperti sampah
Yaa kau membuatku seperti sampah meski nyatanya tak begitu
Atau memang logikaku sedang bermasalah hingga membentuk pikiran seperti itu
Ibarat kau seperti matahari, tak mampu kulihat dengan mata telanjang, namun mampu kutau bagaimana wujudnya
Maka aku hanyalah semilir angin, yang kadang mengacak-acak rambutmu. Bisa kau rasa tapi tak akan bisa terlihat

Pengandaian ini bukan berarti aku rendah diri, hanya saja memang inilah yang terpikirkan kini

Maaf, anggap saja kita hanya seperti orang-orang yang tak sengaja berpapasan. Atau memang aku tak punya makna
Terlupa atau tidak, penting atau bukan
Yang pasti kita hanya manusia, yang bedanya tak terhingga
Kali ini aku coba terbangun dari mimpi yang kuciptakan sendirian

Semoga saat aku bisa terbangun nanti aku akan bahagia dengan atau tanpa lainnya

Kamis, 16 Agustus 2018

Absurd

Seberapa berharga aku untukmu? Sebesar apa rasa ingin taumu tentang liku ku?
Aku tak tau jawab dari tanya itu 
Karena bisa saja tanya itu tak pernah berkeliaran di pikirmu

Sementara aku melihatmu seperti menafsirkan kode-kode absurd
Ingin kuungkapkan saja keinginanku secara langsung
Tapi entah mengapa mulutku seperti terpasung
Karena aku sadar bahwa aku bukanlah yang kau tuju yang kau maksud

Kau tau kehilanganmu dengan tanpa memilikimu saja sudah menyakitkan
Entah bagaimana lagi jika keduanya ada padaku
Pasti luka yang ada lebih dari sekedar makna kata luka untukku
Sementara kau tertawa akan ketidak tauanmu tentang apa yang diam-diam kusimpan 

Sabtu, 04 Agustus 2018

Remuk

Memikirkan saja sudah begitu menyakitkan
Hingga seluruh sendi tulangku merasakan
Sering kali hina bergelut dalam kepalaku
Benarkah? Salahkah? inginku

Terlalu sering aku terpojok sendiri
Terlalu mudah kata "pergi" menjenguk
Terlalu cepat perubahan datang menghampiri
Entah mengapa kata terlalu yang ada hanya membuatku remuk


Senin, 30 Juli 2018

yah...

Merindukanmu hingga jatuh air mataku
Dan kusembunyikan pada rintik hujan 
Pagi yang ada tak lagi melafalkan namamu
Akhir-akhir ini terasa sangat menyakitkan

Jika mentari bersinar entah mengapa terlihat seperti mendung
Sama seperti rasa ingin berlari memelukmu tak terbendung
Kenapa kita hanya bisa bertemu dalam mimpi saja? 
Sementara yang lain mampu melihat dalam nyata

Aku butuh sosokmu sekarang
Aku juga ingin disayang
Bukan karena tak ada yang perduli
Hanya saja darimu terasa lebih

Tapi setiap aku memikirkanmu
Yang terbayang wajah tersenyummu
Apa kabarmu hari ini yah? 
Aku kurang baik karena merindukanmu


Minggu, 29 Juli 2018

Dingin

Dekat seperti tanpa sekat
Lekat dalam lamat pekat
Sebuah lumatan rindu berteman sepi
Penebusannya hanyalah setetes mendung di pipi

Bolehkah bertemu di mimpi
Ataukah memang sudah garisnya imaji mengisi
Tanpa benar-benar berjalan mendampingi
Atau memang tak punya sisi

Jika semu adalah abstrak
Maka dapatkah dirubah jadi angin
Sebab ia pun begitu, tapi masih mampu mengelus telapak
Karena disini terlalu lengang, dingin...


Senin, 23 Juli 2018

Sini

Hai pendar
Sini sini datang padaku lagi
Tak perlu terlalu bersinar kuat
Sebab aku ingin kamu (selalu) ada

Biarkan aku melihatmu dalam binar-binar
Itu lebih baik dari berkilauan
Nanti aku tak bisa melihatmu utuh
Bahkan aku harus menutup mata karena cahaya menusuk

Taukah kamu pendar
Bahwa kerap aku merasa semakin hari semakin pudar
Warnaku seperti akan direnggut kelam
Diterpa kobaran angin yang tak mau mereda

Hari ini bukanlah terlalu indah dijalani
Hanya saja cuaca dingin, melepaskan sesuatu dariku
Tentang sesuatu yang kupegang erat dan terpaksa kulepaskan
Mungkin memang begitulah kini masa putarannya

Kamu tau tidak pendar...
Aku rindu melihat senja
Aku rindu memeluk hangat mentari sore
Kedua mataku akhir-akhir ini mencari jingga

Dan aku...
rindu.
mencari.
melihat...warnamu

Kerlap kerlip

Ketika yang datang hanya menjadi beban
Benarkah akan ada bahagia di masa depan?
Tak punya opsi pasti sebagai jawaban
Hanya sebatas andai-andai dari pemikiran

Kenapa harus ada saja nama-nama hitam
Yang membuat naik pitam
Yang mengisahkan lawakan kusam
Yang membuat separuh kertas putih hidup buram

Tapi ada saja cahaya kerlap kerlip menyapa
Menyaring beberapa nestapa
Mengukirkan beberapa derai tawa
Mengaburkan sederet kecewa

Senin, 16 Juli 2018

"aku bahagia"

Terlalu lelah, malas untuk satu tanya
Jika maunya begitu yaa ikuti saja
Sebab tak baik bila memaksa
Semua ada masanya
Mungkin saat ini itulah keadaannya
Tak apa-apa ini sudah biasa
Tapi tetap katakan ini dalam hati "aku bahagia"
Hingga hari-hari yang datang tetap cerah merona
Itupun jika tak lupa
Jika juga terbaca

Senin, 09 Juli 2018

Akulah

Aku menghirup aroma bensin disisi - sisi jalan
Aku...rohku...terbakar di tengah derasnya hujan
Akulah porak poranda yang badai tinggalkan
Akulah air dalam genangan karena tak mampu kembali kelautan

Akulah abu-abu pencari warna
Masuk rana putih tak mampu
Menjelma hitam pun jadi pengganggu
Jadi aku berada diantara

Rimbunan terjal menantang
Tak ada peluang, hanya sebuah lubang
Dicipta terbuang, tak boleh berjuang
Dan kenapa hanya kadang-kadang


Jumat, 06 Juli 2018

Sayangnya....

Sayangnya....
Tawaku tak mampu meredam tangisku
Senyumku tak bisa menyamarkan senduku
Candaku tak cukup menghilangkan canduku

Katanya....
Berilah yang terbaik bagi siapapun
Jangan permainkan mereka yang meminta pertolonganmu
Lakukanlah hal baik maka hal baik juga yang kau dapatkan

Buktinya....
Ketika semua yang katanya kulakukan
Mengapa aku malah mendapat yang sebaliknya
Dan pada akhirnya aku hanya terluka dari semua yang tak kuperbuat

Naif

Tau apa yang menyakitkan?
Adalah ketika kau mengakhiri sesuatu hubungan padahal tak pernah dimulai
Karena apa?
Karena hubungan itu terjadi dalam kebisuan dan prasangka saja
Terlalu lebih dahuTau apa yang menyakitkan?
Adalah ketika kau mengakhiri sesuatu hubungan padahal tak pernah dimulai
Karena apa?
Karena hubungan itu terjadi dalam kebisuan dan prasangka saja
Terlalu lebih dahulu merasa ketimbang berlogika
Kasian?
Bukan, kata-kata itu kurang tepat
Bodoh?
Itu juga bukan kata-kata yang pantas
Lantas?  Apa?
Naif...yaa...itu kata-kata yang  lebih sopan dan paslu merasa ketimbang berlogika

Kasian?
Bukan, kata-kata itu kurang tepat
Bodoh?
Itu juga bukan kata-kata yang pantas

Lantas?  Apa?
Naif...yaa...itu kata-kata yang  lebih sopan dan pas

Jumat, 22 Juni 2018

isi cerita pada senja-senja

hampa tanpa penjelasan 
bimbang tanpa pengakuan
sendiri dalam kekosongan
sekali saja, berilah sandaran 
bagaimana caranya untuk bertahan 
ataukah saatnya mengakhiri apa yang sudah diharapkan 
entahlah siapa yang tau isi cerita pada senja-senja yang berdatangan

Khilaf

Seandainya kata khilaf tercetus dari mulut
Sebab kata itu terlalu laknat keluar dari yang manis
Sebab kata itu terlalu biadab jika kau ucapkan
Tapi jika, yaa jika suatu ketika kau kata itu
Maka betapa menyedihkannya aku
Bukan karena sebab itu kau
Tapi karena tak sanggupnya aku berpikir jika itu kau
Yaa menyedihkan bukan?

Senin, 18 Juni 2018

Sebenih keegoisan

Awalnya bisa menerima apa adanya
Kemudian muncul sebenih keegoisan
Mau semuanya sesuai keinginan
Ketika seperti akan menjadi nyata
Muncul keraguan bahwasanya apa yang ada adalah maya
Kemudian tanpa sebab pasti, perlahan menjadi ketakutan
Dan apa yang terjadi?
Kau lari... tanpa henti
Tak bertanggung jawab akan apa yang "lain" alami

Jumat, 15 Juni 2018

tentang

tentang pagi, senja dan malam
berbalut kelamnya temaram
hingga penglihatan berangsur buram
tak mungkin juga ingatan itu karam
langit abu abu terbasah muram
senangkah kini yang berkeliling mu mencengkram

pada secarik lembar putih dengan pena, tuliskan
entah apa maksud...esok atau saat tertemu, jelaskan
kalaupun tak ada ruang kembali lagi, maka biarkan
tak ada arti jika berawal dari paksaan


Minggu, 10 Juni 2018

Pilu

Buat apa merindukan jika hanya menimbulkan tangisan
Buat apa mengingat jika hanya menyesakkan pernapasan
Adapun sebuah pembicaraan hanyalah sekedar kata dan tulisan
Adapun sebuah hubungan hanyalah sebatas imaji dan khayalan

Bolehkah aku bukan sekedar bayangan
Bolehkah aku meminta sebuah titik kejelasan
Atau memang sudah seperti ini takdir yang berjalan
Atau memang hanya aku yang memaksa punya harapan

Aku... 
Aku... rindu... 
Tapi aku takut...untuk semua sendu
Yang datang seperti hantu...selalu pilu

Selasa, 22 Mei 2018

kucoba tersenyum

Kenapa hanya menyebut sederet kata membuatku begitu terluka
Tak cukupkah hanya sekali aku merasanya
Mengapa harus terus seperti tak mau pergi
Aku begitu tulus, murni memberi
Tapi kenapa tetesan air mata yang menemani?

Aku selalu berdoa untuk kesekian kali
Dari berjuta-juta hari
Hanya satu saja yang kuharapkan terjadi
Aku ingin bertemu kamu lagi

Tak apa jika itu untuk yang terakhir
Karena memang bukan untukmu aku terlahir
Biarkan aku memegang tanganmu hanya sekali
Dan nyatanya dia lah yang mendampingimu kini

Berbahagialah
Dan aku dalam tangis kucoba tersenyum

dusta obsesi yang telah membuatmu buta

Kau tau bahwa sejak awal ini salah
Tapi kau terus melangkah
Hanya karena perkara satu kata
Yang teramat kau percaya
Tapi lihatlah yang kini ada
Sendu dan luka terpatri di manik mata
Dan semua tertumpah pada raut wajah
Jangan lupa kadang tak semua hal jadi indah
Hanya karena sesuatu yang kau anggap itu cinta
Padahal semua adalah dusta obsesi yang telah membuatmu buta

merindui senja

Cahaya matahari setelah hujan Cahaya hangat diantara angin dingin Menelusup masuk melalui tirai jendela Tidak sekuat silau pagi sebab dia berada diantara celah-celah Sore berawan tanpa taburan warna jingga, meski ini kusuka Tapi aku merindui senja yang memerah

Selasa, 15 Mei 2018

Segera hentikan

Sampaikan dengan perlakuan bukan sejamak bualan
Jika kalau memang tak mampu, maka segera hentikan
Jangan menggengam jika akhirnya dilepaskan
Karena manusia bukan hanya dengan logika diciptakan
Tapi juga dianugrahkan sebuah perasaan

Senin, 30 April 2018

Pedih

Mencarimu dalam sepi
Sama dalamnya dengan bau rindu ini
Tapi tetap saja aku tak mengerti
Ketika terlihat mengapa aku merasa merasa pedih

Untuk yang diluar nalar logika
Mampukah aku kembali percaya
Pada sesuatu yang fana
Sesuatu yang tak terjamah

Senin, 23 April 2018

Merindu

Aku tak pernah tau
Mengapa takdir terlalu keras padaku
Dia tak ingin kita bersatu
Tapi haruskah lagi kita bertemu

Meskipun begitu
Hatiku berdusta pun tak mampu
Jika aku sangat merindu
Dan melihatmu terasa indah dalam pilu

Kamis, 05 April 2018

berjalan dalam gelapnya sunyi

Aku ingin gendang telingaku pecah
Hingga aku menuli
Aku ingin mataku buta
Semisal tertancap duri

Tapi semua tak mampu terjadi
Karena aku terlalu mendengar kata hati
Meski terkandang aku merasa benarkah aku masih punya nurani
Seakan itu bukan lagi bagian dari diri

Kupikir bagaimana caranya untuk mengakhiri
Selain dari pikiran bunuh diri
Atau kearah kata mati
Meski kadang jalan seperti itulah yang menghampiri

Aku mau bebas dari segala buruknya kondisi
Aku lelah untuk terus bersembunyi
Aku tak mampu lagi menangisi
Aku kini seperti berjalan dalam gelapnya sunyi

Jumat, 30 Maret 2018

aroma manis yang merebak

Mungkin ini suatu apresiasi
Atau sanggupkah dikatan seni
Sebab ada beberapa intrik imajinasi
Namun semakin hari mengapa terasa sunyi

Seakan tak lagi berarti
Seperti sebuah mimpi
Bisa terjadi
Bisa berlalu pergi

Aku bosan menebak
Aku juga terlalu takut terjebak
Sebab aku tak lagi mau menambah 1 babak
Aku hanya ingin semua seumpama aroma manis yang merebak

Kamis, 01 Maret 2018

Sebentar, sekarang aku sedang rindu

Sebentar, sekarang aku sedang rindu
Tapi aku harus berlari terus
Meski tidak mudah untuk melawan arus
Itu karena berkali-kali kamu memberi indahnya ilusi padaku

Aku tak mau terjebak pada ilusi itu
Tapi aku tetap tak bisa beringkar tentang rindu
Harus bagaimana aku bertindak?
Jika kamu saja yang lalu lalang dalam saraf otak

Aku tak bisa menolak jika rindu datang
Seperti waktu yang berjatuhan berdentang-dentang
Aku sudah coba menghalau dengan mendapatkan sebuah ikatan
Aku juga berusaha membuang semua yang berkaitan

Tapi aku tetap saja kalah jika rindu itu terselip
Kenapa harus kamu?
Kamu ibarat bintang yang berkelap - kelip
Aku hanya mampu memandangmu, tanpa menyentuhmu

Sakit tapi...
Sebentar, sekarang aku sedang rindu

Sabtu, 24 Februari 2018

Hujan, terima kasih

Kenapa turun hujan saat ini?
Aku bukan rindu kamu hujan seperti lalu
Meski hujan datang, aku tak mampu menampungnya ditanganku
Terbatas kaca, kalau kubuka aku bisa basah
Tapi hujannya curang, dia menyelipkan percikannya disela kaca
Aku tak menampungnya, tapi hujan yang menjamahku, sedikit

Kenapa turun hujan saat ini?
Apa itu tanda untuk mengajakku menari dengannya
Mau, aku mau jika memang tanda itu benar
Tapi aku terkurung laju, terkurung kaca dan besi
Atau hujan ingin aku menangis?
Jangan, jangan menyuruhku menangis
Nanti jika kumulai aku hanya berhenti karena tertidur kelelahan oleh tangis

Aku suka hujan
Yaa aku suka kamu hujan
Meski kamu buat aku basah, buat aku sakit
Tapi kamu buat aku senang, cuma kamu yang dalam diam tapi mampu mengerti
Mengerti disaat aku rindu meski bukan buatmu, kamu datang
Mengerti disaat aku merasa baikan kamu berhenti
Kamu juga bersekongkol dengan angin
Dasar
Meski angin dingin entah mengapa aku merasa hangat
Terima kasih untuk datang
Terima kasih untuk berhenti
Dan terima kasih untuk menemani

Besok kalau kamu datang, aku akan bersamamu

Kalau sebelumnya aku bisa tau kemana rinduku bermuara
Maka saat ini aku tak tau pada siapa rinduku tertuju

Jumat, 23 Februari 2018

Maaf

Kamu tau?
Jika sebuah ego dan amarah menyatu
Mataku jadi buta
telingaku menjadi tuli

Kamu tau?
Jika sebuah kesakitan terjadi berulang-ulang
Amarah datang tanpa memilah
Jenuh singgah untuk membungkam

Tapi bagaimana kamu tau
Jika semua rapat tersimpan
Bukan, bukan karena tak mau mengungkap
Hanya saja keengganan muncul dengan sayap lebarnya
Hingga mampu memelukku dalam ketidakberdayaan
Ketidakberdayaan pada mereka, pada diriku sendiri dan pada kamu

Maaf jika ketidakberdayaan ini menghancurkan semua
Meretakkan yang ada
Merenggakan rentang waktu yang semakin menipis

Sekarang kamu tak perlu tau
Dan kamu tak tau
Jika aku hanya sebutir debu di galaksi
Dan debu bukan apa-apa untuk disesali

Kamis, 22 Februari 2018

Jangan ajari

Jangan ajari untuk merindu
Karena itu hanya perlu dirasa
Bukan untuk dimaknai artinya
Karena jika semakin kau paksa yang kau lihat hanya sendu bukan rindu

Rabu, 21 Februari 2018

Tak

Tak perlu ada tanya pada suatu nyata
Tak perlu ada kembali pada nihil awal
Sebab apapun itu hanyalah ilusi mata
Sebab semua menjerumuskanmu pada satu kata
Yakni arogan

Senin, 05 Februari 2018

Aaarrghhh

Aku benci kamu
Aku benci dia
Kamu, dia adalah 2 kata yang menimbulkan cemburu

Tapi aku juga kangen kamu jugaaaa

Aaarrghhh

Minggu, 04 Februari 2018

Maka jadikanlah

Mencinta hujan bukan pertanda penyuka kesepian
Terhibur saat semua pontang panting berlarian
Menghindari rintik-rintik air yang turun bersautan

Mencinta malam sunyi bukan bermakna anti hingar bingar
Hanya saja kebisingan desau alam lebih mendamaikan gelora dengar
Sederhananya begitu menggoda, hingga tak mampu mengingkar

Jika angin menjelma menjadi syair merdu
Maka biarlah bintang yang berkelip adalah nada
Jika memang ada bersemi sepucuk rindu
Maka jadikanlah pertanda seulas cinta berlarian di hati di dalam dada

Sebuah lagu

Tak perlu ada tanya dan ragu
Sebab terkadang mengembunkan sendu
Dan aku bukan seorang perayu
Yang mengkamuflasekan kata-kata sayu

Jika memang ini ulah sang waktu
Simpanlah namaku tepat di kantong dadamu
Dan kuharap tumbuh sekuntum rindu
Biarkan ia tumbuh jangan abaikan dan layu

Sebab jika kita nantinya bertemu
Aku yakin bahwa tak ada singgah sang jemu
Sebab hanya ada tatapku di matamu
Dan tawa akan menjelma menjadi sebuah lagu

Sabtu, 03 Februari 2018

Palsu

Kau tau apa yang menyakitkan?
Ketika kau berbicara tentangnya saat aku inginnya kau berbicara tentang kita

Atau saat aku berada tepat dihadapanmu tapi pikiranmu melayang-layang untuknya

Lepaskan dirimu darinya
Bukankah kau tau semua itu palsu?

Rabu, 24 Januari 2018

Terkejut

Hari ini terlalu banyak cerita
Ada sisi banyak adegan tercipta
Ada beberapa kisah
Ada sebuah risalah

Di beberapa ada yang mengejutkan
Di sebuah ada asa cemburu
Seakan semua ingin berdampingan
Berwarna kelabu berkait biru

Hari ini aku begitu letih
Tak cukup satu tapi berjumlah lebih
Hujan di hatiku turun dengan deras
Tak terbendung dalam waras

Selasa, 23 Januari 2018

Memahami

Lupakan saja
Akan lebih dalam nanti
Apalagi jika hadir sesumbar tawa
Semua yang tak logika adalah canda

Tak mengapa
Diawal semua terasa hampa
Karena menyimpan terlalu lama
Menguap karena tak sama

Biarkan tangis sebagai simponi
Biarkan hujan mengisi relung rohani
Dan nanti, jika ada keajaiban mengilhami
Apapun itu, berdoa sajalah agar damai memahami

Tanpa cerita panjang

Aku cemburu untuk sebuah nama
Aku benci untuk keinginan bersama
Sebab aku sudah menunggu terlalu lama
Hingga aku berpikir jika semuanya sebuah gema

Tanpa cerita panjang
Tanpa ada kelanjutan terpajang
Hanya diam berputar-putar gamang
Ini sangat sulit meski terlihat gampang

Tak lagi

Hangatnya tak sama
Rindunya tak lagi lama
Senyumnya tak ramah
Pelukan kata-katanya tak menjamah

Tak ada terselip irama
Terlalu netral hingga nol aroma
Malam pertengahan dini terlalu biru terbias
Ritme sang jangkrik menyuarakan luka-luka menghias

Minggu, 21 Januari 2018

bukan sederet ilusi

Diruangan dingin
Bagai ruang labirin
Suara nafas memantul berangin
Tak ada jalan keluar untuk sebuah ingin

Semua terasa sunyi
Yang tersentuh lari bersembunyi
Tanpa jejak tanpa bunyi
Tak ada lagi melodi bernyanyi

Biarkan aku keluar dari tempat ini
Tak bisakah aku bebas melangkah ke tempat tinggi
Aku tak mau terjebak imaji
Aku mau nyata bukan sederet ilusi

Rabu, 17 Januari 2018

merutuki diri tiada henti

Kalau kau terluka karena ketidaksengajaan, maka maafkanlah
Tak semua kata terucap dapat sesuai dengan keinginanmu
Aku bukan dukun yang bisa membaca pikiranmu
Jangan kau balas agar aku juga merasakan sakit yang kau rasa

Jika memang begitu sampai kapan kau akan puas menyakiti yang tak sengaja terbentur kata denganmu?
Berapa lama biar rasa sakitmu itu terpuaskan?

Kau tau?
Hari esok yang akan ada nanti
Apabila kau sadar mengapa bisa menjadi manusia paling brengsek
Jangan sampai kau merutuki diri tiada henti

Rabu, 10 Januari 2018

Angin, rintik hujan

Angin tak perlu kau sampaikan pada hujan bahwa aku menunggunya reda
Karena rintiknya mampu memecah keheningan yang terpapar memerah

Angin jangan sampaikan juga pada hujan bahwa aku juga merindu jalanan kering
Karena jalanan basah yang disebabkan rintiknya menggelitik kaki bermain tanah

Angin katakanlah pada hujan bahwa setiap rintik yang turun aku berada pada dua sisi
Dimana ada dusta kuselipkan dalam tawa, ada tangis kusisipkan pada senyum dan ada rindu untuk dia yang telah pergi

Selasa, 09 Januari 2018

Segalanya, semuanya

Aku tak tau mengapa
Seringnya aku merasa kalah
Ataupun harus mengalah
Pada jalan yang kuarah
Selalu ada saat hambar rasa
Lenyap saat aku dijatuhi cinta
Aku mau bertanya
Tentang hal yang mengaungi kepala
Kenapa kini kau tiada?
Apa semua memang pura-pura
Benarkah ini pemainan belaka?
Untuk hadirkan tawa bahagia
Kenapa kau begitu pintar berkata?
Katakan ini adalah salah
Katakan kau juga merasa
Katakan kau memang adalah nyata
Tapi yaa sudah lah
Aku mencoba tak apa-apa
Untuk segalanya
Untuk semuanya

Kata hati

Sepertinya benar jika kata hati ada 2 versi
Yang baik mengatakan aku terlalu egois dan ingin semua berhasil sesuai yang kuingini
Yang lain sisi berbisik mesra bahwa itu bukanlah egois tapi hal wajar terjadi
Ditambahkannya lagi dengan kata-kata logika bahwa itulah siluet manusiawi
Bertaut pada sisi mana aku kini
Dua kata dalam satu nurani membuatku tambah frustasi
Aku ingin hening hadir karena hening bagiku adalah teman sejati
Aku juga mau damai datang, kenapa sekarang ia seperti pergi
Akankah damai datang bersamamu saat kembali?
Hingga cuma ada satu tujuan yakni kamu sesuai kata hati

Senin, 08 Januari 2018

Di lain rasa

Hujan itu seperti sebuah kisah
Dalam derai-deraian yang turun hujan mampu bercerita
Ada yang sedih ada juga bahagia serta ceria
Tapi hari ini aku dirundung gelisah
Karena hujan kali ini seperti habis tanpa tersisa
Seperti apa yang terjadi pada kita
Aku dan kamu seakan-akan terpaksa dan dipaksa
Baiklah biarkan aku yang mengalah
Sampai bertemu kembali di lain rasa

Jumat, 05 Januari 2018

Luka

Berhenti!
Tetaplah berdiri ditempat dimana seharusnya kau berada
Terlalu kentara batas yang ada
Aku tetap saja begini, selalu menjadi pemimpi
Jangan biarkan semua terciprat benci
Tidak apa-apa kuanggap saja salah satu ilusi

Rabu, 03 Januari 2018

tak mungkin ada cinta berbisik

Kamu... iya kamu
Yang selalu menamparku berulang kali dengan kata-kata
Meski sewaras nalarku,  aku tau tak sedikitpun niatmu begitu
Tapi mengapa kata-kata sederhanamu selalu mencuatkan sembilu di dadaku
Kadang begitu sangat menyayat nurani dan mampu menghasilkan derai air mata
Tanpa setaumu aku selalu mencoba pada tahap tau diri
Karena begitulah semestinya,  bahwa kita terlalu pangling jauhnya
Aku selalu begini harus menahan dan mematikannya sebelum ada
Selalu saja sama dengan segala butiran yang bertunas sejuta kali, ini pun kulalui sebelumnya
Aku yang terlalu perasa atau kau yang tak peka
Mungkin memang nalar yang utama disini, hingga tak mungkin ada cinta berbisik

Bertanya pada alam

Maaf jika mengacuhkanmu
Kadang menganggapmu tak ada sama buruknya dengan merindukanmu
Sebab kata hatiku meronta-ronta mengaungkan namamu
Sementara kamu bahkan tak mengingatku
Aku, bukan... lebih tepatnya nurani ini sering bertanya pada alam untuk siapa aku tercipta
Sebab jika untuk kamu mengapa aku begitu menderita
Bukankah aku... sang tokoh utama yang penuh tawa bahagia di akhir cerita
Bagaimana usaha yang harus kutempuh hingga menjadikan semua menyata
Aku benci dia,  aku muak jatuh cinta

Percayalah

Percayakah kamu bahwa cinta bisa datang dalam keadaan yang tak memungkinkan sekalipun
Percayalah karena.... ... Aku yang memikirkanmu dalam diam ... Aku yang memujamu dalam sajakku ... Aku yang memelukmu dalam doa-doa malam pekatku ... Aku yang merapal namamu bagai mantra yang berlarian dikepalaku ... dan aku yang merindukanmu hingga kadang aku lupa cara bernafas
Begitulah caraku mencintaimu saat ini Sebab... ... Mencintaimu adalah hal terbaik yang pernah kulakukan ... Mencintaimu adalah hal tidak akan pernah aku sesali ... Mencintaimu itu begitu indah seperti rona warna pelangi ... Mencintaimu membuatku merasa terbang keawan
Meskipun dalam perjalanan mecintaimu Akupun harus turut merasakan ... ... Menatap tanpa mampu menyentuhmu pada jemariku ... Ketika sedetik lalu aku terbang maka kemudiannya seperti jatuh dari awan dan terjerembap mencium tanah ... Tangisan luka yang selalu ada dan jikapun kamu tahu, itu hanya sekian persen dari tagisanku yang kamu tidak ketahui ... Rasanya benar-benar sakit, rasa yang mampu mengingatkan bahwa aku masih manusia, masih hidup
Mungkin kamu tak perlu tau Karena memang aku tak perlulah membuatmu mendengar kata-kata ini Sebelum kuungkap saja begitu menyakitkan Tak terperi Mungkin luka yang mengaga jika kucetuskan Terima kasih untuk memberiku semua hal baik dan buruk bersamaan