Aku menghirup aroma bensin disisi - sisi jalan
Aku...rohku...terbakar di tengah derasnya hujan
Akulah porak poranda yang badai tinggalkan
Akulah air dalam genangan karena tak mampu kembali kelautan
Akulah abu-abu pencari warna
Masuk rana putih tak mampu
Menjelma hitam pun jadi pengganggu
Jadi aku berada diantara
Rimbunan terjal menantang
Tak ada peluang, hanya sebuah lubang
Dicipta terbuang, tak boleh berjuang
Dan kenapa hanya kadang-kadang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar