Seperti saat rona itu ada dan aku berpaling
Kemudiannya kau terhentak ada di sisi fase itu
Lalu Kau rasakan beram remuk itu
Memang benar itu pun dulu
Tapi inginku ini akankah hadir datang?
Semua yang ada tertulis disini adalah tulisan. Tulisan yang tertulis ini muncul karena ada beberapa pikiran dan kejadian yang harus disamarkan oleh bias kata agar tak ada yang merasa dijadikan objek tulisan. Meski kebanyakan objek itu hanya segumpal pikiran semata. Hoho...Sebenernya alasan utama itu karena susah tidur
Seperti saat rona itu ada dan aku berpaling
Kemudiannya kau terhentak ada di sisi fase itu
Lalu Kau rasakan beram remuk itu
Memang benar itu pun dulu
Tapi inginku ini akankah hadir datang?
Dalam gempita aku merindukanmu
Dalam gulita pun ku merindumu
Lajur lajur yang semakin melaju
Jalur jalur yang selalu memacu
Tak bisakah sebentar singgah
Atau kembali sekedar bertanya
Sedikit kata pun tak apa
Kini seluruh itu terasa mewah
Aku ingin menjadi cantik ditempat yang tepat
Mencintaiku setiap detik bahkan untuk kekurangan
Menjadikanku alasan penyempurna ketidaksempurnaan
Tak apa jika timingnya sedikit telat
Asal saat ia hadir ia menjadi satu-satunya yang melekat
Pada setiap detak nadi dan derap kakian
Ma, entah mengapa detik ku tulis ini aku merindukanmu
Ma, hari ini melelahkan
Aku mau tidur bersisian denganmu
Maaf untuk segala sakit yang kulakukan untukmu
Ma, sudah ketemu cintamu kah disana?
Bahagiakah kalian kini?
Ma, yah bolehkah aku takut sebentar?
Nanti aku berusaha kuat lagi
Untuk berpikir pada hal rumit yang tak kucari datang
Ma...
Liar pikir berkendali dan semuanya menjadi rumit
Lekuk tingkah berpola-pola menjebak
Lalu kau terjerembab ke dusta dan gelap gelak
Pandangmu tak lagi gempita tapi susut sempit
Ku sebut pintar tidak pada tempatnya
Itu sebabnya perlahan mengamatimu binasa
Mengapa harus menjadi hina?
Tak takutkah atau tak ingatkah pada Pencipta?