Pada kuncup bunga dandelion setitik embun menghampiri
Seirama ayunan angin pucuk bambu yang menari
Uap teh yang melarut bersama air meneduhkan diri
Aku tersadar bahwa kini telah pagi
Manusia itu egois, ingatanku tentang ini begitu dalam
Mengapa demikian aku pikir?
Saat aku melihat sang penguasa langit cerah mengukir
Aku entah bagaimana begitu merindukan gelapnya malam
Pagi ini begitu benderang
Bisa kudengar suara kehidupan telah kembali
Tapakan jalanan tak lagi lengang
Deru-deru nafas dan simbiosis beraksi
Diawal tadi aku merindukan warna pekat bersauh rembulan
Kini aku menunggu guratan jingga di cakrawala
Lihatlah betapa egoisnya pikir manusia
Sejenak merindukan ini dan itu sama seperti sejuta keinginan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar