Senin, 27 Agustus 2018

terbangun dari mimpi

Semakin aku memikirkanmu semakin aku membencimu
Anehnya aku pun juga semakin merindukanmu
Maaf jika secara tak langsung mengganggumu
Hanya saja aku tak terlalu pintar berpura-pura, sebab kurasa kejujuran itu lebih melegakan meski tak bisa aku katakan secara vulgar
Kau tau, ada beberapa hal yang mampu dikatakan pada yang lainnya secara ringan tapi bungkam tanpa kata pada seseorang
Bukan karena tidak nyaman atau ingin dikasihani, hanya saja jika dikatakan membuat terlihat seperti tidak berdaya bahkan seperti sampah
Yaa kau membuatku seperti sampah meski nyatanya tak begitu
Atau memang logikaku sedang bermasalah hingga membentuk pikiran seperti itu
Ibarat kau seperti matahari, tak mampu kulihat dengan mata telanjang, namun mampu kutau bagaimana wujudnya
Maka aku hanyalah semilir angin, yang kadang mengacak-acak rambutmu. Bisa kau rasa tapi tak akan bisa terlihat

Pengandaian ini bukan berarti aku rendah diri, hanya saja memang inilah yang terpikirkan kini

Maaf, anggap saja kita hanya seperti orang-orang yang tak sengaja berpapasan. Atau memang aku tak punya makna
Terlupa atau tidak, penting atau bukan
Yang pasti kita hanya manusia, yang bedanya tak terhingga
Kali ini aku coba terbangun dari mimpi yang kuciptakan sendirian

Semoga saat aku bisa terbangun nanti aku akan bahagia dengan atau tanpa lainnya

Kamis, 16 Agustus 2018

Absurd

Seberapa berharga aku untukmu? Sebesar apa rasa ingin taumu tentang liku ku?
Aku tak tau jawab dari tanya itu 
Karena bisa saja tanya itu tak pernah berkeliaran di pikirmu

Sementara aku melihatmu seperti menafsirkan kode-kode absurd
Ingin kuungkapkan saja keinginanku secara langsung
Tapi entah mengapa mulutku seperti terpasung
Karena aku sadar bahwa aku bukanlah yang kau tuju yang kau maksud

Kau tau kehilanganmu dengan tanpa memilikimu saja sudah menyakitkan
Entah bagaimana lagi jika keduanya ada padaku
Pasti luka yang ada lebih dari sekedar makna kata luka untukku
Sementara kau tertawa akan ketidak tauanmu tentang apa yang diam-diam kusimpan 

Sabtu, 04 Agustus 2018

Remuk

Memikirkan saja sudah begitu menyakitkan
Hingga seluruh sendi tulangku merasakan
Sering kali hina bergelut dalam kepalaku
Benarkah? Salahkah? inginku

Terlalu sering aku terpojok sendiri
Terlalu mudah kata "pergi" menjenguk
Terlalu cepat perubahan datang menghampiri
Entah mengapa kata terlalu yang ada hanya membuatku remuk