Kenapa hanya menyebut sederet kata membuatku begitu terluka
Tak cukupkah hanya sekali aku merasanya
Mengapa harus terus seperti tak mau pergi
Aku begitu tulus, murni memberi
Tapi kenapa tetesan air mata yang menemani?
Aku selalu berdoa untuk kesekian kali
Dari berjuta-juta hari
Hanya satu saja yang kuharapkan terjadi
Aku ingin bertemu kamu lagi
Tak apa jika itu untuk yang terakhir
Karena memang bukan untukmu aku terlahir
Biarkan aku memegang tanganmu hanya sekali
Dan nyatanya dia lah yang mendampingimu kini
Berbahagialah
Dan aku dalam tangis kucoba tersenyum
Semua yang ada tertulis disini adalah tulisan. Tulisan yang tertulis ini muncul karena ada beberapa pikiran dan kejadian yang harus disamarkan oleh bias kata agar tak ada yang merasa dijadikan objek tulisan. Meski kebanyakan objek itu hanya segumpal pikiran semata. Hoho...Sebenernya alasan utama itu karena susah tidur
Selasa, 22 Mei 2018
dusta obsesi yang telah membuatmu buta
Kau tau bahwa sejak awal ini salah
Tapi kau terus melangkah
Hanya karena perkara satu kata
Yang teramat kau percaya
Tapi lihatlah yang kini ada
Sendu dan luka terpatri di manik mata
Dan semua tertumpah pada raut wajah
Jangan lupa kadang tak semua hal jadi indah
Hanya karena sesuatu yang kau anggap itu cinta
Padahal semua adalah dusta obsesi yang telah membuatmu buta
Tapi kau terus melangkah
Hanya karena perkara satu kata
Yang teramat kau percaya
Tapi lihatlah yang kini ada
Sendu dan luka terpatri di manik mata
Dan semua tertumpah pada raut wajah
Jangan lupa kadang tak semua hal jadi indah
Hanya karena sesuatu yang kau anggap itu cinta
Padahal semua adalah dusta obsesi yang telah membuatmu buta
merindui senja
Cahaya matahari setelah hujan
Cahaya hangat diantara angin dingin
Menelusup masuk melalui tirai jendela
Tidak sekuat silau pagi sebab dia berada diantara celah-celah
Sore berawan tanpa taburan warna jingga, meski ini kusuka
Tapi aku merindui senja yang memerah
Selasa, 15 Mei 2018
Segera hentikan
Sampaikan dengan perlakuan bukan sejamak bualan
Jika kalau memang tak mampu, maka segera hentikan
Jangan menggengam jika akhirnya dilepaskan
Karena manusia bukan hanya dengan logika diciptakan
Tapi juga dianugrahkan sebuah perasaan
Jika kalau memang tak mampu, maka segera hentikan
Jangan menggengam jika akhirnya dilepaskan
Karena manusia bukan hanya dengan logika diciptakan
Tapi juga dianugrahkan sebuah perasaan
Langganan:
Komentar (Atom)