Selasa, 22 Mei 2018

kucoba tersenyum

Kenapa hanya menyebut sederet kata membuatku begitu terluka
Tak cukupkah hanya sekali aku merasanya
Mengapa harus terus seperti tak mau pergi
Aku begitu tulus, murni memberi
Tapi kenapa tetesan air mata yang menemani?

Aku selalu berdoa untuk kesekian kali
Dari berjuta-juta hari
Hanya satu saja yang kuharapkan terjadi
Aku ingin bertemu kamu lagi

Tak apa jika itu untuk yang terakhir
Karena memang bukan untukmu aku terlahir
Biarkan aku memegang tanganmu hanya sekali
Dan nyatanya dia lah yang mendampingimu kini

Berbahagialah
Dan aku dalam tangis kucoba tersenyum

dusta obsesi yang telah membuatmu buta

Kau tau bahwa sejak awal ini salah
Tapi kau terus melangkah
Hanya karena perkara satu kata
Yang teramat kau percaya
Tapi lihatlah yang kini ada
Sendu dan luka terpatri di manik mata
Dan semua tertumpah pada raut wajah
Jangan lupa kadang tak semua hal jadi indah
Hanya karena sesuatu yang kau anggap itu cinta
Padahal semua adalah dusta obsesi yang telah membuatmu buta

merindui senja

Cahaya matahari setelah hujan Cahaya hangat diantara angin dingin Menelusup masuk melalui tirai jendela Tidak sekuat silau pagi sebab dia berada diantara celah-celah Sore berawan tanpa taburan warna jingga, meski ini kusuka Tapi aku merindui senja yang memerah

Selasa, 15 Mei 2018

Segera hentikan

Sampaikan dengan perlakuan bukan sejamak bualan
Jika kalau memang tak mampu, maka segera hentikan
Jangan menggengam jika akhirnya dilepaskan
Karena manusia bukan hanya dengan logika diciptakan
Tapi juga dianugrahkan sebuah perasaan