Kenapa turun hujan saat ini?
Aku bukan rindu kamu hujan seperti lalu
Meski hujan datang, aku tak mampu menampungnya ditanganku
Terbatas kaca, kalau kubuka aku bisa basah
Tapi hujannya curang, dia menyelipkan percikannya disela kaca
Aku tak menampungnya, tapi hujan yang menjamahku, sedikit
Kenapa turun hujan saat ini?
Apa itu tanda untuk mengajakku menari dengannya
Mau, aku mau jika memang tanda itu benar
Tapi aku terkurung laju, terkurung kaca dan besi
Atau hujan ingin aku menangis?
Jangan, jangan menyuruhku menangis
Nanti jika kumulai aku hanya berhenti karena tertidur kelelahan oleh tangis
Aku suka hujan
Yaa aku suka kamu hujan
Meski kamu buat aku basah, buat aku sakit
Tapi kamu buat aku senang, cuma kamu yang dalam diam tapi mampu mengerti
Mengerti disaat aku rindu meski bukan buatmu, kamu datang
Mengerti disaat aku merasa baikan kamu berhenti
Kamu juga bersekongkol dengan angin
Dasar
Meski angin dingin entah mengapa aku merasa hangat
Terima kasih untuk datang
Terima kasih untuk berhenti
Dan terima kasih untuk menemani
Besok kalau kamu datang, aku akan bersamamu
Semua yang ada tertulis disini adalah tulisan. Tulisan yang tertulis ini muncul karena ada beberapa pikiran dan kejadian yang harus disamarkan oleh bias kata agar tak ada yang merasa dijadikan objek tulisan. Meski kebanyakan objek itu hanya segumpal pikiran semata. Hoho...Sebenernya alasan utama itu karena susah tidur
Sabtu, 24 Februari 2018
Jumat, 23 Februari 2018
Maaf
Kamu tau?
Jika sebuah ego dan amarah menyatu
Mataku jadi buta
telingaku menjadi tuli
Kamu tau?
Jika sebuah kesakitan terjadi berulang-ulang
Amarah datang tanpa memilah
Jenuh singgah untuk membungkam
Tapi bagaimana kamu tau
Jika semua rapat tersimpan
Bukan, bukan karena tak mau mengungkap
Hanya saja keengganan muncul dengan sayap lebarnya
Hingga mampu memelukku dalam ketidakberdayaan
Ketidakberdayaan pada mereka, pada diriku sendiri dan pada kamu
Maaf jika ketidakberdayaan ini menghancurkan semua
Meretakkan yang ada
Merenggakan rentang waktu yang semakin menipis
Sekarang kamu tak perlu tau
Dan kamu tak tau
Jika aku hanya sebutir debu di galaksi
Dan debu bukan apa-apa untuk disesali
Jika sebuah ego dan amarah menyatu
Mataku jadi buta
telingaku menjadi tuli
Kamu tau?
Jika sebuah kesakitan terjadi berulang-ulang
Amarah datang tanpa memilah
Jenuh singgah untuk membungkam
Tapi bagaimana kamu tau
Jika semua rapat tersimpan
Bukan, bukan karena tak mau mengungkap
Hanya saja keengganan muncul dengan sayap lebarnya
Hingga mampu memelukku dalam ketidakberdayaan
Ketidakberdayaan pada mereka, pada diriku sendiri dan pada kamu
Maaf jika ketidakberdayaan ini menghancurkan semua
Meretakkan yang ada
Merenggakan rentang waktu yang semakin menipis
Sekarang kamu tak perlu tau
Dan kamu tak tau
Jika aku hanya sebutir debu di galaksi
Dan debu bukan apa-apa untuk disesali
Kamis, 22 Februari 2018
Jangan ajari
Jangan ajari untuk merindu
Karena itu hanya perlu dirasa
Bukan untuk dimaknai artinya
Karena jika semakin kau paksa yang kau lihat hanya sendu bukan rindu
Karena itu hanya perlu dirasa
Bukan untuk dimaknai artinya
Karena jika semakin kau paksa yang kau lihat hanya sendu bukan rindu
Rabu, 21 Februari 2018
Tak
Tak perlu ada tanya pada suatu nyata
Tak perlu ada kembali pada nihil awal
Sebab apapun itu hanyalah ilusi mata
Tak perlu ada kembali pada nihil awal
Sebab apapun itu hanyalah ilusi mata
Sebab semua menjerumuskanmu pada satu kata
Yakni arogan
Yakni arogan
Senin, 05 Februari 2018
Aaarrghhh
Aku benci kamu
Aku benci dia
Kamu, dia adalah 2 kata yang menimbulkan cemburu
Tapi aku juga kangen kamu jugaaaa
Aaarrghhh
Aku benci dia
Kamu, dia adalah 2 kata yang menimbulkan cemburu
Tapi aku juga kangen kamu jugaaaa
Aaarrghhh
Minggu, 04 Februari 2018
Maka jadikanlah
Mencinta hujan bukan pertanda penyuka kesepian
Terhibur saat semua pontang panting berlarian
Menghindari rintik-rintik air yang turun bersautan
Mencinta malam sunyi bukan bermakna anti hingar bingar
Hanya saja kebisingan desau alam lebih mendamaikan gelora dengar
Sederhananya begitu menggoda, hingga tak mampu mengingkar
Jika angin menjelma menjadi syair merdu
Maka biarlah bintang yang berkelip adalah nada
Jika memang ada bersemi sepucuk rindu
Maka jadikanlah pertanda seulas cinta berlarian di hati di dalam dada
Terhibur saat semua pontang panting berlarian
Menghindari rintik-rintik air yang turun bersautan
Mencinta malam sunyi bukan bermakna anti hingar bingar
Hanya saja kebisingan desau alam lebih mendamaikan gelora dengar
Sederhananya begitu menggoda, hingga tak mampu mengingkar
Jika angin menjelma menjadi syair merdu
Maka biarlah bintang yang berkelip adalah nada
Jika memang ada bersemi sepucuk rindu
Maka jadikanlah pertanda seulas cinta berlarian di hati di dalam dada
Sebuah lagu
Tak perlu ada tanya dan ragu
Sebab terkadang mengembunkan sendu
Dan aku bukan seorang perayu
Yang mengkamuflasekan kata-kata sayu
Jika memang ini ulah sang waktu
Simpanlah namaku tepat di kantong dadamu
Dan kuharap tumbuh sekuntum rindu
Biarkan ia tumbuh jangan abaikan dan layu
Sebab jika kita nantinya bertemu
Aku yakin bahwa tak ada singgah sang jemu
Sebab hanya ada tatapku di matamu
Dan tawa akan menjelma menjadi sebuah lagu
Sebab terkadang mengembunkan sendu
Dan aku bukan seorang perayu
Yang mengkamuflasekan kata-kata sayu
Jika memang ini ulah sang waktu
Simpanlah namaku tepat di kantong dadamu
Dan kuharap tumbuh sekuntum rindu
Biarkan ia tumbuh jangan abaikan dan layu
Sebab jika kita nantinya bertemu
Aku yakin bahwa tak ada singgah sang jemu
Sebab hanya ada tatapku di matamu
Dan tawa akan menjelma menjadi sebuah lagu
Sabtu, 03 Februari 2018
Palsu
Kau tau apa yang menyakitkan?
Ketika kau berbicara tentangnya saat aku inginnya kau berbicara tentang kita
Atau saat aku berada tepat dihadapanmu tapi pikiranmu melayang-layang untuknya
Lepaskan dirimu darinya
Bukankah kau tau semua itu palsu?
Ketika kau berbicara tentangnya saat aku inginnya kau berbicara tentang kita
Atau saat aku berada tepat dihadapanmu tapi pikiranmu melayang-layang untuknya
Lepaskan dirimu darinya
Bukankah kau tau semua itu palsu?
Langganan:
Komentar (Atom)