Selasa, 05 Mei 2015

Manfaat mengejutkan dari Bawang

Banyak cara untuk menjadi sehat dengan cara mudah dan murah yaitu dengan menggunakan Bawang loh. Nah bumbu dapur ini digunakan sebagai senjata untuk membuka jalur listrik dalam tubuh, yang bertujuan memurnikan organ internal pada satu metode pengobatan di China,
Caranya pun tidaklah sulit, Anda sekalian hanya perlu menempatkan beberapa potongan tebal bawang ke telapak kaki Anda dan gunakan kaos kaki. Lalu, apa manfaatnya? Berikut selengkapnya seperti dikutip dari healthywildandfree.com.
1. Memurnikan darah
Kaki memiliki sekitar 7.000 ujung saraf yang bisa langsung menuju ke organ-organ internal. Dengan menempelkan bawang pada telapak kaki, kandungan asam fosfat bisa meresap ke pembuluh yang bekerja menyerap racun dalam darah.

2. Membunuh bakteri
Kandungan pada bawang ini juga bisa mengisap sekaligus membunuh seluruh bakteri berbahaya dalam tubuh. Dalam hal ini, bawang putih lebih memiliki peran lebih dibanding bawang merah.

3. Memurnikan udara
Selain kaya manfaat untuk kelangsungan organ internal, bawang juga punya khasiat jitu untuk menetralisir udara. Bawang bisa memurnikan kesegaran udara yang bisa membuat ruangan bebas dari racun dan bahan kimia lain saat Anda tidur.

Semoga bermafaat yaa. Kalau ada yang murah & mudah di dapat akan saya share ^^

Minggu, 03 Mei 2015

wwww

Bodoh~

Bahkan dalam mimpipun aku harus memainkan kata umpama
Sebab ketika aku berkata dalam pengertian yang sebenarnya tak akan ada yang mengerti
Aku merasa harus mencoba memainkan pola pikir kalian untuk menerka-nerka dan merasa apakah kita sama
Kegilaan akan hal yang harusnya wajar menjadi beban dalam bahasa budi pekerti

Entah sampai akhir yg bgmn keterpurukan ini akan punah dalam batas pikir
Demi apa aku harus terbodohi waktu sepanjang ini
Mana kata pengertian bahwa aku memiliki privasi
Yang ada hanya bayangan menghitam kelam menatap sinis menyiyir

Bisakah aku melepaskannya dari helaan napasku
Kan memang itu yg semestinya bukan?
Perputaran musim per tahunnya sudah menegaskan bahwa semua kejelasan
Tapi halnya stagnan dalam lingkaranku selalu

Palinganku hanya menyasar sebentar
Namun mengapa jauhnya langkah digapai oleh putaran sedetik?
Mengapa harus selalu ada batasan menatar?
Haruskah datar ekspresiku dan tak pernah teraihnya sekeraspun menitik

tak menentu

Sebenarnya untuk semua sudah lah tak berhalang
Tapi tetap saja kerakusan tetap membuat hal itu hilang
Ketamakan bagaimana lagi agar kepuasan lorong-lorong ini bisa pergi?
Hingganya pada ujungnya haruslah terdapatkan apa semestinya dan tak perlu berlari ke situ lagi

Seperti pastinya biru adalah ruangku dan tetap saja mereka menawarkan merah
Berdesir melaju pada kecepatan gerak yang menyilaukan bersama aliran darah
Besok segala keterikatan akan kembali dalam satu arah
Yaa beginilah untuk kedepannya selalu hanya menjadi kuncup tak merekah

Lepaskanlah semua ini dari rongrongan berseraut ketat ini
Haruskah berandai tetap menjadi pilihan satu?
Tak bolehkah ada pilihan tambahan untuk sesuatu yang teringini?
Berhentilah angan janganlah biarkan semua nyata kau makan rakus tak menentu

-opini sesaat-

Adakalanya merenung tidak lah baik. Dan yang baik juga bisa menjadi buruk untuk terhadap sesuatu. Ketika saat ini adalah dimana terasa begitu nyata untuk yang terpikirkan. Katanya kita adalah seperti yang kita pikirkan, namun adakalanya orang sekitar yang membentuk kita, baik dari komentar, lelucon, perkataan, penglihatan bahkan caci maki maupun bujukan. Tapi memang pada akhirnya kita terbentuk oleh diri kita sendiri. Dan beberaoanya adalah rasa percaya diri maupun kepercayaan terhadap sekitar dapat bertambah maupun berkurang bahkan bisa jadi menghilang. Dan seringnya keinginan akan terkabulnya sesuatu yang begitu teringini tak menyata menjadi salah satu penyebabnya. Entahlah, cuma kita sendiri yang tau itu.

Takut~

Saat itu begitu takutnyalah dia mencari makna penumbuh kesesakan ini
Kehampaan jalan yang harus tersentuh dalam deguman nafas
Padahal begitu pintarnya ketika mendatangi dan menjauh pergi
Dalam sekotak beban yang dibalut rindu pahitlah dikemas

Meminta dalam angan yang berujung pada bayang-bayang
Merasa namun haruskah itu abstrak?
Berfikir tak lagi memperoleh keabsahan namun hanyalah semu memajang
Bermimpi sebuah mimpi yang tak berkesudahan adalah suatu kontrak

Hanyalah menyalahkan mengapa harus itu yang pertama?
Berikut-berikutnya pun dia hanya menatap sendiri purnama
Dan seterusnya hanyalah kepalsuan hidup yang dilontarkannya
Sehancurnya pun jiwanya mestinya dia haruslah mampu menyenangkan dirinya

Keterpurukan cukuplah dia yang memahami saja
Tak perlu terkadang dia bercerita tentang semua rasa
Sebab telah berjanji dia dalam satu katanya dulu
Dan dan seorang pun tau itu, sebab hanyalah mereka yang tau tentang masa lalu

Ingatanku sebelum lupa

Untukmu yang pernah ada

Sekedar mengenang dan mengingat saja tentangmu kali ini
Dimana ada beberapa hal yang selalu tak kusadari sampai kini
Bahwa ada beberapa hal kebiasaanmu yang melekat secara alami
Tapi tetap saja tak mampu dayaku mengembalikannya untuk kembali bersemi

Untukmu yang mungkin telah memberiku suatu arti

Haii inginlah aku mengatakan ini dalam hangat canda persis diwaktu ini juga
Tapi hidup memang misteri hingga selalu tak terduga
Ketika kesadaran itu datang, maka aku harus diam sebab sudah telat katanya
Heran bagaimana bisa begitu, bukankah aku belum mencoba maupun bertanya?

Namun percayalah ketika dulu kamu ada, akupun benar-benar ada disitu pada titik nyata
Meski tak kuelakkan, seringkali aku tetap bertahan untuk hal yang mustahil itu sampai sekarang
Ingat tidak lagu yang pernah kita dengar bersama, juga dengan menariknya kamu alunkan penuh penghayatan berulang-ulang
Kamu memang tak bisa penuh berada "disini" tapi karenamu aku bisa merasa bahwa kasih itu telah apik tertata

Untukmu yang selalu manis dan getir di hidupku
Percayalah kali ini kita memang tidak bisa berada pada sisi yang sama
Entah lain kali kamu memang akan tepat dalam melewati likuan
Aku pun tak tau, sebab yang pasti aku tetap tak bisa berpaling dan tetap menunggu

Kata dalam kalimat

Hidup terlalu singkat untuk dibiarkan begitu saja. Seperti tahun-tahun sebelumnya yang dimana aku mencoba bersabar dan menunggu sekiranya suatu waktu dapatlah melihat aku disini. Tapi semua tetap sama sebab nihil kurasa untuk jawaban yang kuinginkan. Jadi beberapa kali aku mencoba mencari dan menjalani beberapa langkah yang disarankan para sahabat dan teman dekat. Tetap saja nihil kurasa. Jadi untuk itu aku terlena beberapa saat dalam duniaku sendiri. Sampai pada akhirnya aku kembali menjalani beberapa fase yg dulu lagi. Tapi tetap saja tidak dapat dipertahankan, dan tetap lagi kembali ke jalan itu. Namun ada kurasa kekeliruan yang merongrongku kini. Terlalu tabu bila diumbar semakin dalam karena pola pikir orang sekitar masih agak-agak kuno dan primitif. Tapi anda juga tak kan pernah tau kan? Jadi menurutku kini aku malas menuntut apa itu arti 'ada' 'ingin' 'bersama' karna terlalu majemuk kurasa kata-kata ini sekarang, toh mereka hanya melihat apa yang terlihat bukan yang tersembunyi. Mereka juga sama seperti anda yang datang dan pergi tanpa logika apapun. Ada yang terlalu naif dalam berkata namun bodoh dalam bertindak. Ada yang terlalu menuruti tanpa membantah malah membuat jemu. Tapi yaa begitulah memang keadaannya. Menghargai mungkin kata-kata yang tepat untuk semua situasi. Dijalani juga kata yang pas untuk apresiasinya. Seperti kata dalam kalimat selalu ada yang tersembunyi dari yang terlihat.

Permintaan Ku

Maaf atas cintaku ini
Maaf tak paham amarahmu
Maaf atas sesuatu yang tak kumengerti
Maaf jika tak bisa lupakanmu
    Ampuni aku mengkhayalkanmu
    Ampuni aku memasuki hari indahmu
    Ampuni aku inginkan hadirkan di tiap mimpiku
    Ampuni aku berharap rasa ini terjadi

Tolong jangan membenci aku
Tolong jangan  cuekin aku
Tolong jangan  hindarin aku
Tolong jangan  lupain aku

    Kasihani aku karna merindukanmu
    Kasihani aku karna mengingatmu
    Kasihani aku karna mengharapkanmu
    Kasihani aku karna bodoh 'tuk menginginkamu