Rindu

Ketika aku membaca melalui layar

Entah mengapa aku merindui wangi itu

Bagaimana terpesonanya aku saat menyentuhnya

Betapa bahagia aku duduk berkeliling dengannya

sejak

Sesuatu yang kau sangka rumah ternyata tak lebih dari bangunan

Sepertinya yang kau pikir pelangi nyatanya hanya gulita

Meminta terang pada seberkas bayangan

Bukankah ini hal yang konyol rasanya

Berita - berita perkataan semesta mondar-mandir

Entah katanya kebetulan, daya tarik energi atau resonansi

Awalnya kunikmati layaknya syair

Namun lama-kelamaan semuanya memberi satu stimulasi

Itu adalah untuk tak percaya perkataan manusia

Karena pada akhirnya akan berujung sia-sia

Sepertiku polos bertingkah laku tanpa rahasia

Dan kini semakin kumengerti sejak bertambah usia

Lupa

Maaf karena lupa diri

Hingga aku tak mampu mengerti

Lalu aku pun hilang kendali

Menginginkan kamu untuk selalu di sisi

Tak mengapa

Karena memang kerap begini

Indah itu seperti maya 

Aku bahagia meski sendiri

Harapan ku juga yang terlampau tinggi

Untuk selalu dikelilingi dongeng ilusi

Padahal kehidupan bukan hanya tentang rasa

Harus juga ada kenyataan logika 

Aku memang lambat

Entah untuk mencoba

Atau memang inilah suara semesta

Untukmu yang 'jauh' tempat ku menambat